Dialog Kemanusiaan Warnai Peringatan Haul Gus Dur ke-13 oleh Jaringan GusDurian Mojokutho Pare

Dialog Kemanusiaan Warnai Peringatan Haul Gus Dur ke-13 oleh Jaringan GusDurian Mojokutho Pare
Acara ngopi kemanusiaan di area warung relawan 57, Pasar Loak Kecamatan Pare, Minggu (8/1/2023). (foto : isa/afederasi.com)

Kediri, (afederasi.com) - Komunitas GusDurian Mojokutho Pare Kabupaten Kediri memperingati haul K.H Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang ke-13 dengan menggelar acara ngopi kemanusiaan di area warung relawan 57, Pasar Loak Kecamatan Pare, Minggu (8/1/2023) kemarin. 

Acara bertajuk ngopi bareng tersebut memang rutin digelar setiap tahunnya dengan mendatangkan beberapa narasumber berbeda dan diikuti oleh para relawan, komunitas serta masyarakat umum. 

Kali ini, Ketua GusDurian Peduli Nasional, A'ak Abdullah Al-Kudus menjadi narasumber utama dalam diskusi tersebut, didampingi oleh Ketua FPRB (forum pengurangan resiko bencana) Jawa Timur, Mbah Darmo dan Ketua FPRB Kabupaten Kediri, dr. Ari Purnomo. 

"Kegiatan ini sangat positif, dengan topik utama disini tetap implementasi nilai-nilai kemanusiaan yang dulu Gus Dur lakukan, salah satunya saat ini GusDurian Peduli sedang melakukan pembangunan untuk kamar lansia," jelas Gus A'ak yang juga menjadi Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) pusat ini. 

Dalam diskusi ini pula Mbah Darmo menuturkan selain pentingnya kepedulian rumah kemanusiaan bagi para lansia, relawan pada jaringan GusDurian ini harus mempunyai dasar atau basic dalam proses bergerak dan berbagai upaya pengurangan risiko bencana di daerah.

Senada dengan Mbah Darmo, dr. Ari menjelaskan di Kabupaten Kediri sendiri potensi akan bencana alam masih banyak. Apalagi daerah ini dikelilingi oleh beberapa pegunungan yang masih aktif, seperti Gunung Kelud. Untuk itu kesiapan siagaan dari individu harus selalu dilatih dan ditanamkan untuk proses pencegahan dan bantuan kemanusiaan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. 

"FPRB adalah perwujudan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana di daerahnya. FPRB terdiri dari perwakilan lembaga usaha, akademisi/kampus, organisasi kemasyarakatan/relawan, media massa, serta pemerintah daerah, jadi satu kesatuan," ungkapnya. 

Usai acara tersebut, para peserta diajak bersilaturahmi dan bercengkrama bersama di rumah lansia GusDurian Mojokutho Pare yang berada tak jauh dari lokasi acara. Para lansia yang tinggal disini rata-rata tidak punya keluarga dan terbuang dari keluarganya. 

Adapun rumah lansia tersebut dibangun dari swadaya komunitas dan bantuan dari para relawan serta donatur yang memberi. Untuk penghuninya sendiri, tidak hanya para lansia, namun juga terdapat anak-anak kecil yang putus sekolah. 

"Selain kita yang merawat ada juga para relawan sanggar yang terlibat menemani seperti memasak membersihkan lingkungan dan menemani lansia di setiap harinya," ucap Koordinator GusDurian Mojokutho Pare, Antok Beller (sya).